Bagi masyarakat Jawa 'angkatan tua', hanya bisa tertawa lega mendengar umpatan SONTOLOYO. sejak dari era dahulu, sontoloyo memang sudah dikenal sebagai salah satu diantara sekian banyak idiom umpatan berkelas menengah ke bawah.
Padahal di Jawa, kata sontoloya sendiri sebenarnya punya makna hakiki meski kini tak populer seperti di zamannya embah buyut kita dahulu. Sontoloyo adalah sebutan untuk orang yang berprofesi sebagai 'angon bebek'. Tetapi istilah sontoloyo ini kini sudah langka dipakiaikan lagi kepada para peangon bebek di pedesaan.
Tetapi ada lagi penempatan umpatan kelas berat yang terlanjur salah kaprah, yaitu BAJINGAN (sekelas dengan bangsat atau pentolan preman). Dalam bahasa Jawa, bajingan adalah sebutan untuk profesi kusir gerobak/supir gerobak.
Baik SONTOLOYO & BAJINGAN, bukanlah idiom umpatan 'prokem' alias partikelir alias tak resmi. Sebab prokem adalah idiom anak-anak gaul gaya Betawi yang suka omong canda dengan menyingkat kata dengan selipan OK. Maka bapak pun jadi b(ok)ap, gila jadi g(ok)il, dan preman jadi pr(ok)em.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar